mangsa
tandur.
mangsa
tandur.
Mengenal sistem penanggalan masyarakat Jawa “Pranata Mangsa” yang berguna untuk menentukan musim bercocok tanam
Pranata Mangsa adalah sistem penanggalan atau kalender yang digunakan masyarakat Jawa, khususnya petani, untuk menentukan musim bercocok tanam dan aktivitas terkait pertanian, berdasarkan peredaran matahari.
LATAR BELAKANG
Tahukah kamu, populasi manusia terus bertambah. Akibatnya, lahan pertanian dipakai secara terus menerus untuk menghasilkan panen yang lebih banyak. Namun, ada kabar baik! Sistem Pranata Mangsa, warisan budaya Jawa kuno, menawarkan solusi cerdas untuk masalah ini. Sistem ini, dipopulerkan kembali oleh Sunan Pakubuwana VII pada tahun 1856, memanfaatkan pengamatan alam untuk menentukan waktu tanam yang tepat untuk para petani di era kebijakan pemerintah. Namun sistem ini kurang diterapkan oleh petani di era modern, padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapat apabila kita menerapkan sistem pranata mangsa pada pertanian.
Manfaat penerapan pranata mangsa :
1. Membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian dengan mengajarkan pentingnya memberi waktu istirahat pada tanah, Memberi tanah waktu istirahat dapat memungkinkan pemulihan nutrisi yang hilang dan pemulihan mikroorganisme tanah yang penting untuk kesehatan tanah.
2. Memberikan panduan yang relevan bagi petani untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dengan memanfaatkan pengetahuan pranata mangsa.
3. Membantu para petani untuk memilih jenis tanaman yang sesuai dengan musim dan kondisi lingkungan, sehingga menghasilkan panen yang lebih baik.
Mengenal Pranata Mangsa
Kalender Pranata Mangsa
Kalender ini dibuat berdasarkan pada artikel Pranata Mangsa Dan Budaya Kearifan Lingkungan karya Supardiyono Sobirin, dan buku Penanggalan Pertanian Jawa Pranatamangsa karya Daldjoeni, N.
Dalam sistem pranata mangsa, waktu tanam yang paling ideal berada pada mangsa kapitu, yaitu saat kondisi cuaca dan kelembapan tanah sangat mendukung pertumbuhan tanaman seperti padi. Sementara itu, mangsa kasa merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pengistirahatan lahan. Pada masa ini, tanah diberi waktu untuk memulihkan unsur hara secara alami. Praktik ini sejalan dengan prinsip regenerative agriculture, yang menekankan keberlanjutan dan kesehatan ekosistem tanah demi pertanian jangka panjang yang ramah lingkungan.